Minggu, Oktober 11, 2015
Buku
Sumber Ilmu yang Tak Pernah Kering
Dari
waktu ke waktu manusia haus akan ilmu, karena itu mereka membacanya untuk
memuaskan rasa keinginan tahuannya terhadap lingkungan disekitarnya.
Buku
Adalah
Jendela
Dunia
Tanpa
buku, tanpa membaca, bayangkan betapa datar dan sempitnya dunia kita, dengan
membaca buku setiap orang mengetahui apa yang terjadi dengan kemajuan dan
perkembangan di seluruh dunia.
Buku
Adalah
Teman Terbaik
Bukuku
adalah sahabatku yang akan selalu menyertaiku
Walaupun hartaku sedikit dan ketampananku sirna
Bukuku adalah ayah dan ibuku tercinta
Keduanya terwakili olehnya,
walaupun ayah dan Ibuku tiada
Bukuku
adalah teman duduk terbaikku yang tiada pernah bosan
Pemandu kebenaran yang tak pernah jemu
Pemberi berita masa lalu yang telah berjalan berabad-abad lamanya
Seakan-akan aku melihat masa-masa itu masih ada
Bukuku
bagaikan laut yang tiada pernah habis memberi
Yang selalu memberi harta jika hartaku tiada
Bukuku adalah bukti atas balknya tujuan
Darinya aku mendapatkan bukti dan petunjuk
Jika aku tersesat dari tujuan dia meluruskanku
Jika akalku tersesat dia mengembalikanku dari kesesatan
Senin, Desember 08, 2014
Polemik Kurikulum 2013 kembali terjadi setelah Pemerintah melalui
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan
menghentikan kurikulum tersebut. Anies memutuskan untuk menghentikan
pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia untuk selanjutnya diperbaiki
dan dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sejak Juli 2013 telah
menerapkannya.
Dalam laman kemdikbud.go.id, Senin 8 Desember 2014,
Anies memaparkan sejumlah alasan yang membuat dia memutuskan bahwa kurikulum
2013 harus dihentikan dan dikembalikan ke Kurikulum 2006. Menurut dia, tidak
adanya kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada kesimpulan
urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.
Anies pun menyebut, tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji
coba penerapan Kurikulum 2013 setelah setahun penerapan di
sekolah-sekolah yang ditunjuk. Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di
bulan Juli 2014, sementara instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14
Oktober 2014, yaitu enam hari sebelum pelantikan presiden
baru. (Peraturan Menteri no 159)
"Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum
dievaluasi kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak
kurikulum," kata dia.
Bukan hanya itu, Anies pun menilai Kurikulum 2013 menggunakan
metode penilaian yang sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan
guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.
Hal ini juga disebabkan oleh ketidaksiapan guru menerapkan metode
pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban
juga tertumpu pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah
dan di luar sekolah.
Selain itu, ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan
penulisan, pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan
berbagai permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan
atau ketiadaan buku. Berganti-gantinya regulasi kementerian juga
menjadi salah satu penyebab revisi yang berulang. (adi-VIVAnews)
Jumat, September 05, 2014
Para
orang tua siswa di Kediri, Jawa Timur, berebut buku pegangan kurikulum tematik
yang mulai diperjualbelikan di toko buku. Padahal, buku-buku tersebut
seharusnya diberikan gratis oleh pemerintah melalui sekolah.
Sejak dua pekan
terakhir, sejumlah toko buku di Kediri ramai diserbu orang tua yang mencari
buku tematik, khususnya tingkat sekolah dasar. Mereka mengaku kasihan terhadap
proses belajar anaknya yang terganggu karena tak memiliki buku pegangan sama
sekali. "Mau belajar apa kalau tak ada buku?" ujar Suliani, orang tua
siswa kelas 5 SD Negeri Pojok I Kediri, yang sudah menerapkan kurikulum
tematik, Senin, 25 Agustus 2014.
Sejak dimulainya
semester pertama tahun ajaran baru 2014/2015 kemarin, pemerintah tak kunjung
membagikan buku pegangan tematik kepada sekolah penyelenggara. Hal ini otomatis
menyulitkan guru dan siswa yang terpaksa belajar tanpa menggunakan buku sama
sekali. Sejumlah guru berinisiatif mencetak soft copy materi tematik yang diterima saat
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Situasi ini tak
pelak membuat para orang tua siswa khawatir dengan nilai akademik anak mereka
di sekolah. Sebab tak ada yang bisa dilakukan selain mendengar pemaparan materi
hasilprint
out guru
di kelas tanpa bisa mengulangnya di rumah. Beruntung beberapa sekolah
berinisiatif menggandakan materi tersebut dan membagikan kepada siswa. Namun
tak sedikit yang menggandakan sendiri karena sekolah tak menyediakan.
Ironisnya, di
tengah tidak adanya buku pegangan tersebut, sejumlah toko buku di Kediri justru
memperjualbelikannya secara bebas. Walhasil, para orang tua pun berebut membeli
buku yang jumlahnya terbatas tersebut. Sebagian besar orang tua yang tak
kebagian terpaksa memesan kepada pengelola toko untuk disisakan pada pengiriman
berikutnya. "Saya sudah pesan dua pekan belum datang juga," kata
Feri, orang tua siswa SDN Sukorame II Kediri.
Kondisi ini tak
hanya dikeluhkan siswa, namun juga pengajar. Frida Nurma Zahnia, pengajar
tematik Sekolah Dasar Plus Rahmat Kediri, yang juga menjadi pendamping guru
tematik Dinas Pendidikan Kota Kediri, mengatakan keberadaan buku pegangan ini
mutlak dalam pembelajaran Kurikulum 2013.
Pendidikan mustahil
dilakukan tanpa adanya buku pegangan guru dan siswa. Keberadaansoft copy yang diberikan Dinas Pendidikan,
menurut dia, tidak menyelesaikan persoalan kelangkaan buku tersebut. "Tak
semua sekolah memiliki peralatan multimedia," kata pemilik Bimbingan
Belajar Persada Ilmu ini.
Frida juga mengaku
heran dengan pemilik toko yang sudah menjualnya kepada siswa, meski pemerintah
belum mendistribusikannya ke sekolah. Meski hal itu cukup menolong para siswa,
seharusnya mereka tak membeli sendiri karena kewajiban tersebut berada pada
pemerintah. (HARITRI WASONO)